Sabtu, 31 Juli 2021

Bersama Bupati, LPPNU Kembangkan Beras Organik Blora untuk Dunia

BLORA  -  Kegiatan panen perdana padi organik bersama para petani di Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan, hasil binaan Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU), di hadiri Bupati Blora, H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., pada Sabtu pagi (31/7/2021).

Panen perdana dilakukan Bupati di areal persawahan milik Kepala Desa  Mendenrejo, Supari yang merupakan salah satu demplot pertanian organik di Kecamatan Kradenan.

Dengan didampingi Ketua PCNU Kabupaten Blora, Muh Fatah; perwakilan LPPNU, Forkopimcam dan MWCNU Kradenan, Bupati turun langsung ke sawah memotong padi dan menggiling secara bergantian dengan petani sesuai protokol kesehatan.

“Kami sangat mengapresiasi dan mendukung penuh upapa pengembangan pertanian organik ini. Apa yang dilakukan teman-teman LPPNU bersama PCNU hingga MWCNU ini sangat baik dan akan kita dukung pengembangannya ke seluruh Kecamatan,” ucap Bupati.

“Nanti akan kita kumpulkan seluruh penyuluh pertanian dari dinas untuk bisa ikut fokus melakukan pendampingan pertanian organik secara masif bersama LPPNU dan MWCNU, di 16 Kecamatan se Kabupaten Blora,” lanjut Bupati.

Menurutnya, hasil pertanian organik ini bagus dan menyehatkan. Dari segi harga jual juga lebih tinggi daripada hasil pertanian konvensional yang memiliki ketergantungan pada pupuk kimia.

“Tanah sawah kita kembali sehat alami, hasilnya juga bagus. Selain bebas pupuk kimia dan menyehatkan. Hasilnya juga lebih banyak dengan rasa yang lebih enak, nanti akan kita coba. Dengan pertanian organik ini maka kita tidak akan tergantung pada pupuk kimia yang sering langka. Karena petani bisa membuat pupuk sendiri dengan bahan alami yang ada di sekitar,” ujar Mas Arief, sapaan akrab H. Arief Rohman.

Ia pun ingin kedepan dibentuk kelompok petani organik tingkat Kabupaten untuk mengkoordinir hasil pertanian organik agar bisa dikemas dan disertifikatkan sehingga dapat menembus pasar ekspor.

“Samplenya akan kita kirim juga ke Pusat semoga nanti bisa dibantu untuk memasarkan beras organik kita. InshaAllah Blora siap menjadi lumbung beras organik untuk dunia, ini cita-cita kita bersama karena saat ini banyak negara mencari beras organik yang lebih menyehatkan,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua PCNU Kabupaten Blora, Muhammad Fatah, menerangkan bahwa pengembangan pertanian organik bersama LPPNU berawal dari Kecamatan Kedungtuban, tepatnya Desa Bajo yang telah lebih dahulu menanam padi organik

“November tahun kemarin kita penen perdana di Bajo Kedungtuban, setelah berhasil maka kita kembangkan di Kecamatan lain seperti di Kradenan ini. Alhamdulillah antuiasnya bagus. Ada 14 demplot padi organik di Kradenan ini, total luasan sekitar 6 hektar, salah satunya yang dipanen Bapak Bupati ini,” terang M Fatah.

“Kita siap untuk membantu pengembangan hingga di 16 Kecamatan. Saat ini yang sudah melakukan selain Kedungtuban dan Kradenan, ada Sambong, Cepu, dan Banjarejo. Kedepan akan kita coba di Blora bagian barat seperti Kunduran, Ngawen, Todanan dan sekitarnya,” sambung M. 
Fatah.

Dengan pertanian organik ini, maka menurutnya akan mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia yang sudah bertahun-tahun merusak unsur hara tanah.

“Untuk panen perdana memang hasilnya belum signifikan karena tanah masih dalam proses pemulihan dari dampak pemupukan kimia ke organik. Jika sudah 3 kali panen maka hasilnya akan lebih maksimal, dan ketika tanah semakin normal (bersih dari unsur kimia) maka cukup dengan pupuk organik sedikit saja hasilnya akan maksimal,” ujar Ketua PCNU.

“Ketika masa kecil saya dahulu masih banyak ikan dan belut disawah, kini susah kita temui karena tanahnya banyak menggunakan pupuk organik. Jadi ketika nanti pertanian organik ini berhasil kita lakukan, maka ikan wader, belut, akan kembali mewarnai sawah kita. Mina Tani jalan kembali,” tambahnya.

Pada kesempatan itu, Kades Mendenrejo, Supari yang juga pelaku pertanian organik mengaku cukup was-was ketika pertama kali menanam padi karena takut gagal.

“Namun karena bimbingan LPPNU akhirnya kita berhasil. Kami berharap akan lebih banyak lagi masyarakat yang beralih ke pertanian organik,” paparnya.

Adapun Tri Wahyudi, salah satu warga Kradenan mengaku ada peningkatan hasil panen dari pertanian konvensional ke pertanian organik.

“Pertanian konvensional dengan pupuk kimia biasanya per hektar menghasilkan gabah 6-7 ton. Sedangkan pertanian organik ini bisa mencapai kurang lebih 8 ton, bahkan lebih jika tanahnya benar-benar kembali subur bebas dari unsur kimia. Yang ditanam ada Inpari 32 dan Sertani. Berasnya juga enak, pulen, harga jual lebih menguntungkan,” ungkap Yudi, panggilan akrabnya.

Untuk diketahui, usai panen perdana, dilanjutkan dengan dialog bersama antara Bupati dengan para petani sejumlah 20 orang, tidak lebih dari satu jam sesuai protokol kesehatan. (LOIS/Red)
Share:

Senin, 26 Juli 2021

2 Residivis asal Surabaya, Akhirnya dibekuk Polisi Blora

BLORA - Unit Reskrim Polsek Cepu Polres Blora Polda Jawa Tengah bersama Tim Resmob Satreskrim Polres Blora berhasil mengamankan dua orang  pria di duga pelaku tindak pidana pencurian dengan pemberatan. Keduanya adalah, J, dan DBR, warga kecamatan Wonokromo Surabaya Jawa Timur.

J dan DBR, ditangkap wilayah kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, saat berada di rumah kostnya, Kamis, (22/07/2021).

Kapolres Blora AKBP Wiraga Dimas Tama,SIK melalui Kapolsek Cepu AKP Agus Budiana,SH mengungkapkan bahwa kejadian berawal dari laporan korban bernama Ahmad Faim, (43th) warga kecamatan Cepu bahwa pada Sabtu, 10 Juli 2021 sekira pukul 17.30 WIB telah terjadi tindak pidana pencurian di rumahnya di kampung Megalrejo Kelurahan Balun Kecamatan Cepu Kabupaten Blora.

"Awalnya sekira pukul 09.30 wib korban pergi ke toko miliknya di desa Kentong, dan pintu rumah telah terkunci semua, rumah dalam keadaan kosong," ungkap Kapolsek Cepu, Selasa, (27/07/2021).

Lanjut AKP Agus Budiana, sekira pukul 17.30 WIB korban pulang dari toko. Sampai di rumahnya di Kampung Megalrejo gang Sendang 2 No. 02 RT. 005 RW. 014 Balun, korban mendapati pintu gerbang dalam keadaan terbuka dan kunci gembok sudah tidak ada.

"Kemudian korban masuk ke dalam halaman diketahui pintu samping terbuka, lalu korban masuk kedalam rumah di dapati pintu belakang dan pintu kamar sudah dalam keadaan terbuka dan lemari baju tempat menyimpan emas dan uang tunai dalam keadaan acak - acakan," tandas Kapolsek AKP Agus Budiana.

Ketika dilakukan pengecekan diketahui bahwa emas murni berbentuk koin, Kalung emas berbentuk pipih dengan gandul berbentuk daun, anting emas bayi, dan  uang tunai sebesar Rp. 7.000.000,- (tujuh juta rupiah), serta sebuah jam tangan pria merk alexandre christie warna hitam variasi kuning dan 1 (satu) buah Handphone  warna hitam sudah tidak ada atau hilang.

Setelah mendapat laporan tersebut, Kapolsek Cepu memerintahkan Kanit Reskrim Ipda Budi Santoso,SH bersama tim gabungan Unit Reskrim Polsek Cepu bersama Tim Resmob Satreskrim Polres Blora untuk melakukan penyelidikan. Akhirnya tersangka berhasil ditangkap di wilayah kabupaten Bojonegoro Jawa Timur.

"Atas kejadian tersebut korban mengalami kerugian sebesar Rp. 27.800.000,- ( dua puluh tujuh juta delapan ratus ribu rupiah), dan pelaku di jerat pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara.

Selain mengamankan tersangka, petugas juga mengamankan barang bukti berupa dua buah linggis warna biru dan hijau yang terbuat dari besi, sebuah Kunci L yang ujungnya berbentuk pipih terbuat dari besi, Tas punggung warna biru merk eiger, 1 (satu) unit sepeda motor suzuki satria Nopol: L-6579-ZX warna biru, Jam tangan pria merk alexandre christie, serta satu unit Hp merk Xiaomi Redmi type 9C warna orange, dan Hp merk xiami Redmi type 9A warna biru

Selanjutnya dilakukan penyelidikan, ternyata kedua pelaku adalah residivis yang sebelumnya pernah mendekam di Lapas Medaeng Surabaya. Dan tersangka telah melakukan aksi yang sama dengan 11 TKP berbeda di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu di wilayah Blora Jawa Tengah 6 TKP, Bojonegoro Jawa Timur, 3 TKP dan 
Gresik, Jawa Timur 2 TKP, Total 11 TKP.

Untuk diperhatikan,  Kapolsek Cepu AKP Agus Budiana menyampaikan imbauan kepada masyarakat agar selalu hati hati dan waspada, terutama dalam menyimpan barang yang berharga di rumahnya.

"Kami imbau warga agar selalu waspada, terutama dalam menyimpan barang berharga. Terkadang bagi kita sudah aman, namun pencuri masih saja bisa mencari celah. Jadi selalu hati hati dan waspada," pungkas Kapolsek Cepu (LOIS/Red)
Share:

Bupati Targetkan Blora Bisa Turun ke Level 2

BLORA - Berdasarkan asesmen WHO, Kabupaten Blora berada pada kategori level 3 yang artinya berada setingkat di bawah level tertinggi atau level 4.  Bupati Blora H. Arief Rohman, S.IP, M.Si berharap agar kedepannya Blora bisa turun ke level 2. 

Maka kemudian pihaknya mendorong agar penanganan Covid-19 di Blora untuk dapat terus di optimalkan. Sehingga dapat memenuhi target untuk turun ke level 2. 

“Ini menjadi target kita agar Blora semakin membaik nantinya. Target kita untuk bisa turun dari level 3 ke level 2, oleh karena itu kita harus siapkan langkah-langkah yang perlu kita lakukan apa saja,” ungkap Bupati usai mengikuti rapat penanganan Covid-19 Jawa Tengah, Senin (26/07/2021) secara virtual dari Ruang Pertemuan Setda.

Bupati H. Arief Rohman  mengungkapkan ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar penanganan Covid-19 di Blora dapat membaik.

Diantaranya, terkait warga yang menjalani isolasi mandiri (isoman) untuk terus dipantau kondisi kesehatannya dan diberikan dukungan obat agar isolasi mandiri berhasil.

“Kita data isoman ada 274 orang, dan yang dirawat ada sekitar 120 orang. Untuk 274 orang ini minta tolong dipetakan by name by adress alamatnya, kita dari Pemkab nanti bersama Polres dan Kodim akan memberikan obat-obatan dan herbal agar pasien ini segera sembuh,” kata Bupati.

“Warga yang menjalani isoman untuk terus dipantau kondisinya, juga yang tengah dirawat di Rumah Sakit tolong juga diawasi, kira-kira bisa sembuh dan keluar dari RS kapan,” tambah H. Arief Rohman.

Selain warga yang isoman, Bupati juga mendorong agar fasilitas pelayanan kesehatan untuk dapat terus ditingkatkan, penyediaan tempat isolasi terpusat,  juga memastikan terkait ketersediaan oksigen dan obat-obatan. 

“Sehingga diharapkan nanti angka kesembuhan meningkat dan angka kematian menurun. Terkait angka kematian memang saat ini kita masih di angka 8 kita berharap agar dapat turun,” sambung Bupati.

Tak hanya itu, upaya-upaya untuk penerapan protokol kesehatan dan pencegahan kerumunan untuk terus digiatkan dengan melibatkan berbagai pihak. 

Diantaranya, terkait dengan kebijakan mengenai Pedagang Kaki Lima (PKL), serta peningkatan peran Satpol PP dan Forkopimcam dalam melakukan pengawasan protokol kesehatan di daerah.

Percepatan vaksinasi pun terus dilakukan dengan turut melibatkan berbagai pihak agar target vaksinasi di Blora bisa tercapai.

Arief Rohman menambahkan, pihaknya juga meminta agar bantuan sosial dari pemerintah untuk segera didistribusikan pada masyarakat terdampak. 

“Kemudian terkait kesiapan bantuan sosial pada masyarakat miskin yang terdampak, bagi yang sudah mngajukan dan diverifiksi,  tolong segera bisa didistribusikan,” pungkas H. Arief Rohman.

Sementara itu, Kapolres Blora AKBP Wiraga Dimas Tama, S.I.K mengungkapkan bahwa pihaknya siap mendukung dalam upaya penanganan Covid-19 di Blora. 

Menurutnya, upaya penyekatan dan pengetatan protokol kesehatan tetap dilakukan. Adanya kebijakan untuk PKL pun nantinya akan di evaluasi setiap pekan. Percepatan vaksinasi dan tracing akan terus digiatkan. 

Tambah Kapolres, pihaknya juga berfokus terhadap warga yang tengah menjalani isolasi mandiri. Agar isoman sukses dan tidak menimbulkan penularan.

“Fokus kita juga terhadap masyarakat yang isoman agar mereka bisa sembuh. Nanti akan kita ‘serang’ dan kita ‘serbu’ dengan obat-obatan dari puskesmas, dari TNI, Polri, dan herbalnya, juga dari dinas sosial nanti bantuannya,” jelas AKBP Wiraga

Sebelumnya, saat rapat penanganan Covid-19 dijelaskan bahwa penambahan kasus di Jawa Tengah pada 25 Juli 2021 sebanyak 5.579. Dengan total kumulatif sebanyak 33.235 kasus aktif, sebanyak 19.401 menjalani isolasi dan sisanya dirawat. 

Wakil Gubernur Jawa Tengah H. Taj Yasin Maimoen pada rapat tersebut mengungkapkan bahwa jumlah warga yang menjalani isolasi mandiri di Jawa Tengah terbilang cukup banyak. Pihaknya juga meminta agar daerah dapat mengoptimalkan isolasi terpusat.

“Melihat kasus aktif di Jawa Tengah sebanyak 33 ribu, Isolasi 19 ribu, artinya banyak yang isolasi mandiri di rumah masing-masing,” ungkap H. Taj Yasin.

“Saya berharap kab/kota yang menyediakan isolasi terpusat mohon untuk disosialisasikan pada masyarakat, supaya yang terkonfirmasi positif yang mungkin statusnya rendah (tanpa gejala atau gejala ringan) tapi kemungkinan penularannya tinggi tolong diarahkan ke isolasi terpusat,” tandas Wakil Gubernur.

Sebagai informasi, Dalam Instruksi Mendagri No 24 Tahun 2021 tercatat pada 25 Juli 2021 sebanyak 9 kab/kota masuk dalam kategori level 3, salah satunya adalah Blora. Sedangkan 26 kab/kota lainnya berada pada level 4.

Untuk diketahui, Rapat yang dipimpin Gubernur Jawa Tengah tersebut turut membahas mengenai perkembangan penanganan Cobid-19, ketersediaan oksigen, anggaran, percepatan vaksinasi, serta bantuan sosial. Turut hadir dari Gradhika Bhakti Praja yakni Forkopimda Jawa Tengah, Sekda Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah dan kepala daerah se Jawa Tengah.

Diikuti Dari Setda Blora, Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati, ST, MM,  Forkopimda Blora, Sekda Blora, dan Kepala OPD terkait. (LOIS/Red)
Share:

Latest

Sate Blora Juga Disuguhkan di 'Mangkunegaran Makan-Makan' Solo

  𝗕𝗟𝗢𝗥𝗔 — Kuliner khas Blora, utamanya sate ayam dan kambing ikut tampil di  “Mangkunegaran Makan-Makan”,  yang digelar sel...

Total Pageviews

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Labels

Health

SELANJUTNYA »

Lensanow hanyalah rangkaian teks tersusun dengan huruf masakini, hingga jadi terbaik penyusun huruf sedunia.