Tim Percepatan Penurunan Stunting Blora, ingin wujudkan percepatan penurunan stunting. Foto: Dalduk KB Blora |
Sabtu, 15 Oktober 2022
Wakil Bupati Berharap 2024 Blora Angka Stunting Ditargetkan Bisa Turun di Angka 14 Persen
Kamis, 13 Oktober 2022
Operasi Zebra Jumat Pon, Pengendara yang Tertib Berlalu Lintas Malah Terima Helm, Sembako dan Coklat
Kamis, 06 Oktober 2022
Warga di Pasar Sido Makmur Blora Senang Mendapat Nasi Kotak dari Polisi Blora
Selasa, 04 Oktober 2022
Operasi Zebra Candi 2022, Polres Blora Gelar PSA di TK Bhayangkari
Senin, 03 Oktober 2022
Bupati Apresiasi Peran BRI Dukung Tumbuhnya Ekonomi Blora
BLORA - Bupati Blora mengapresiasi peran dan dukungan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Blora yang telah ikut serta mendorong tumbuhnya ekonomi masyarakat di wilayah Kabupaten Blora.
"Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Blora menyampaikan apresiasi terima kasih kepada BRI yang sudah bekerjasama, mendedikasikan untuk masyarakat Blora sumbangsihnya sangat luar biasa dalam bidang ekonomi," ucap Bupati Blora H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., ketika menghadiri acara Panen Hadiah Simpedes Pinca Blora, Minggu, (2/10/22) di Lapangan Kridosono Blora.
Pihaknya bersyukur, bahwa kondisi perekonomian di Blora saat pandemi dan pasca pandemi ini pertumbuhannya masih positif. Dimana salah satunya juga dengan dukungan dari sektor perbankan yang memberikan pinjaman modal bagi masyarakat dan para pelaku UMKM.
"Salah satunya ditunjang dari pinjaman kredit dari BRI kepada masyarakat kami baik itu KUR dan yang lainnya dengan diberikan modal dari BRI dan Alhamdulillah ekonomi terus bisa berjalan, kita berharap kedepan sinergi ini akan terus bisa dilanjutkan," imbuh Bupati Blora.
Dikatakan, bahwa pemerintah akan terus mendukung agar sektor perekonomian ini bisa terus tumbuh, melalui kebijakan-kebijakan yang tepat.
"Kita akan terus mendukung agar ekonominya berjalan baik, agar yang para masyarakat pelaku usaha Blora yang pinjam dari perbankan ini bisa membayar dengan lancar, tentu ini harus kita berikan kebijakan yang positif," kata Bupati Blora.
H. Arief Rohman, S.IP., yang akrab disapa Mas Arief juga berharap agar semakin banyak masyarakat Blora yang gemar menabung. Termasuk agar para pelaku UMKM di Blora ini bisa semakin mudah dalam menjangkau akses permodalan sehingga usahanya bisa berkembang.
"Harapan kami tentunya kedepan BRI akan semakin maju berkembang, tentunya saya harap juga masyarakat bisa menabung, untuk membesarkan ekonomi Kabupaten Blora melalui BRI ini," ungkap Bupati Blora.
Mas Arief berharap agar kerja sama dengan salah satu bank BUMN tersebut bisa terus terjalin.
"Kedepan kerja sama di bidang lainnya akan terus kita jalin, entah itu CSR, kemitraan, ataupun program-program lain akan kita jalankan dan akan kita tunggu bersama," tandas H. Arief Rohman.
Pada kesempatan itu, Bupati Blora bersama Pemimpin Cabang BRI Blora Leo Fajar Kristono, berkesempatan mengundi hadiah utama dalam acara Panen Hadiah Simpedes kali ini. Adapun hadiah utama yakni dua unit mobil, antara lain satu unit Suzuki Ertiga dan Suzuki Carry. Kedua hadiah utama tersebut dimenangkan oleh dua orang nasabah dari Unit BRI Randublatung II.
Selain hadiah utama, berbagai hadiah menarik lainnya turut memeriahkan panen hadiah kali ini seperti 22 unit Tv Led 32 inch, 22 buah Kulkas, 5 buah sepeda motor matic Mio cw, Grand prize 1 unit Newsuzuki carry pickup, Grand prize utama 1 unit new suzuki ertiga GL.
Hadir pada kesempatan tersebut jajaran dari Bank BRI Blora, perwakilan Dinsos P3A Blora, perwakilan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Forkopimcam, dan notaris.
Serangkaian acara panen hadiah turut dimeriahkan dengan hiburan live music, barongan, hingga pawai. Selain itu, juga dilakukan peresmian layanan pasar.id ditandai dengan pemukulan dengan turut dihadiri oleh perwakilan Dindagkop UKM Blora bersama dengan Pinca BRI Blora. (Prokompim/Redaksi)
Minggu, 28 Agustus 2022
Ribuan Warga Kamolan Antusias Ikuti Jalan Sehat HUT Kemerdekaan RI
Jumat, 26 Agustus 2022
Jelang Hari Jadi Ke 74, Polwan Polres Blora Gelar Bakti Religi
Dinkes dan PMI Siapkan Layanan Kesehatan Saat Karnaval Pembangunan
Kamis, 28 Juli 2022
Satgas TNI Patroli Patok Batas di Perbatasan RI-PNG
Sabtu, 23 Juli 2022
Bengkel Kalijeruk Milik Prof Ali Jogja jadi refrensi KTNA Blora Belajar Manajemen Ternak
Jumat, 15 Juli 2022
Sukseskan Vaksin Booster, Babinsa Aktif Selalu Dampingi Pelaksanaan Vaksinasi
Rabu, 13 Juli 2022
Apresiasi Sosialisasi Germas untuk Penurunan Stunting dan Covid-19
Senin, 13 Juni 2022
Pengurus KORMI Blora Swadaya Ikuti Pembukaan FORDA Jateng 2022 Meski Belum Dapat Dukungan APBD
Kapolres Blora Pimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Patuh Candi 2022
Sabtu, 30 April 2022
Badut Lucu Dan Musik Angklung Hibur Warga Saat Pembagian Takjil Gratis Polres Blora
Jumat, 29 April 2022
Tenaga Borong dan Angkut Tebangan Terima Bingkisan dari Perhutani
Rabu, 27 April 2022
Selamat, Blora Terima Penghargaan Opini WTP Kedelapan Kalinya
Kamis, 07 April 2022
Nguri budaya Jawi lewat Tari Raih Segudang Prestasi
Prajurit Alugoro Harus Tetap Semangat Dalam Menjalankan Tugas
Rabu, 06 April 2022
Pantau Pasar Dan Pertokoan Di Bulan Puasa, Begini Imbauan Polsek Jiken Polres Blora
Ramadan, Bulan Sejarah Penuh Berkah Untuk Tingkatkan Keimanan
Blora - Bulan Ramadan diungkapkan sebagai bulan yang penuh rahmat, berkah, ampunan, istimewa, suka cita dan bulan yang penuh harapan.
Namun bagi Ketua Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Blora yang juga Sekda Blora, H. Bambang Sulistya, menambahkan Ramadan tahun 2022/1443 Hijriah adalah bulan penuh sejarah.
Karena baru pertamakali sejak saya meninggalkan kampus biru 41 tahun yang lalu, di awal bulan Ramadan saya bisa mengikuti tarawih di Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Suatu kesempatan yang langka dan istimewa karena baru Ramadan tahun ini dihadirkan pembicara kondang dan terkenal di Nusantara,” kata Bambang Sulistya, Rabu (6/4/2022).
Dijelaskannya, pembicara yang sudah tampil dan yang akan tampil mengisi tarawih masjid perjuangan di antaranya Panut Mulyono dengan tema Peran Universitas Kerakyatan Dalam Mengembangkan Tradisi Intektual Umat.
Mahfud MD Menteri Koordinator Bidang Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) dengan tema Titik Temu Nasionalis Islam dan Nasionalis Sekuler Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Kemudian KH. Lukman Hakim Saifuddin Menteri Agama RI tahun 2014-2019 menyampikan tema Urgensi Moralitas dan Intelektualitas dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
H. Mochamad Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat dengan tema Perencanaan Pembangunan Nasional untuk Indonesia Berkemajuan.
Selanjutnya, Ganjar Pranowo, Ketua Umum Kagama sekaligus saat ini Gubernur Jawa Tengah dengan tema yang disajikan, Menuju Efektifitas dan Efisien Birokrasi Indonesia.
Anies Rasyd Baswedan, Gubernur DKI Jakarta tema Pengelolaan Kota Berbasis Environmetal Sustainability Dalam Prespektif Islam. Nadiem Anwar Makarim, Menteri Pendidikan RI tema Restorasi Pendidikan Nasional Melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Sri Sultan Hamengkubuwono X, dengan tema Yoyakarta Untuk Indonesia. H. Sandiaga Salahuddin Uno Menteri Pariwisata dan Eonomi Kreatif RI dengan tema Pengutan Muslimpreneurship Berbasis Nilai Integritas dan Keimanan.
Yahya Cholil Staqub Ketua Umum NU, menyamapaikan tema Pembudayaan Sikap Tasamah dan Ta'awun Sebagai modal Dasar Pembangunanan Bangsa. Kemudian, KH Muhammad Sirajudin Samsudin dengan tema Membangun Semangat Toleransi Untuk Penguatan Karakter Bangsa.
Sementara itu mantan Sekda Blora H. Bambang Sulistya, merasa kagum dan bangga karena hampir mayoritas jemaah yang jumlahnya lebih ratusan orang yang memenuhi masjid dua lantai merupakan generasi muda atau kelompok milenial.
“Apalagi ketika saya mendengar tausiah Bapak Mahfud MD semua jemaah terliat penuh perhatian, antusias dan suasana hening. Karena materi yang disampaikan selain menarik juga terungkap dan tersaji secara lugas, jelas, motivatif dan inspiratif,”jelasnya.
Mahfud MD, mengawali pembicaraan dengan ucapan, kita bersyukur hidup di alam Kemerdekaan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila. Karena kita diberikan kebebasan untuk melaksanakan ibadah puasa Ramadan dalam suasana aman dan damai.
Indonesia dibangun berfondasikan keberagaman. Negeri ini berdiri melalui kesepakatan suci para tokoh Bangsa yang berbeda latar belakang. Indonesia bukan Negara Agama sehingga tiada celah bagi siapapun untuk coba coba Indonesia menjadikan sebagai Negara Agama. Dan Pancasila adalah titik temu dari seluruh elemen Negara termasuk Islam.
Mahfud MD menegaskan Indonesia bukan Negara Islam tapi Indonesia Negara Islami. Sifat-sifat keislaman tumbuh dan berkembang melaluhi budaya di antaranya melaluhi wayang dan Lebaran.
Mendirikan Negara adalah ajaran Agama. Karena apa, dulu Nabi membuat Negara dan Negara diperlukan agar masyarakatnya bisa beragama dengan baik.
Hanya saja kata Mahfud MD membentuk Negara seperti yang dilakukan Nabi kini tak lagi relevan. Karena Negara yang dibentuk oleh Nabi sumber hukumnya Allah SWT dan Nabi.
“Kalau ada apa-apa ini hukumnya dari Allah dan Nabi. Ada peristiwa sesuatu Nabi yang memutuskan ini hukumnya. Nah sekarang nggak ada lagi Nabi. Oleh sebab itu sistem Negara yang dibentuk nggak boleh seperti Nabi,” kata Mahfud MD.
Apalagi kalau ada hal baru,misalnya masalah terorisme dan ITE itu tak ada dulu, sekarang kalau ada siapa yang membuat solusi tanya ke Nabi, Nabi sudah tidak ada, ke Allah, Allah sudah tidak lagi menurunkan wahyu, lalu Siapa ? Saat ini bentuk sistem Negara sesuai kebutuhan.
Menurut Mahfud, dari 67 Negara berpenduduk mayoritas beragama Islam tak satupun memakai sistem ketatanegaraan ala Nabi. Semisal Mesir atau Maroko dengan sistem presidensialnya, Malaysia dan Pakistan memakai parlementer, lalu keamiran Uni Emirat Arab dan sistem monarki absulut kerajaan Arab Saudi.
Kemudian di Indonesia yang juga Negara yang mayoritas penduduk menganut agama Islam terbesar membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan ijtihad para ulama.
“Indonesia ini bukan Negara Islam tetapi Negara Islami. Islam kata sifat, sehingga sifat-sifat keislaman itu tumbuh dan berkembang di Indonesia melaluhi budaya. Lebaran itu Islam tapi lebaran gak ada dalam ajaran Agama Islam,” jelasnya.
Itu budaya ciptaan Sunan Bonang,karena kita membangun Budaya Islami yang sesuai dengan Budaya Indonesia. Beliau juga menyampaikan makna dan filosofi ketupat.
Bahan utama ketupat yakni nasi dan kelapa muda yang maknanya nasi dianggap sebagai lambang nafsu sedangkan daun berarti "jatining Nur" atau cahaya sejati yang dalam bahasa jawa artinya hati nurani.
Sehingga ketupat sebagai simbul nafsu dan hati nurani. Artinya manusia harus bisa menahan nafsu dunia dengan hati nuraninya. Ketupat juga digunakan sebagai simbul pengakuan kepada Allah dan manusia.
Tingkah laku ini sudah menjadi kebiasaan atau tradisi pada saat hari pertama syawal atau Idulfitri yang dimagnahi ketupat ngaku lepat (mengaku salah) atau ketupat diartikan laku papat yang terdiri dari empat tindakan, yaitu Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan.
Lebaran artinya lebar pintu permintaan maaf telah dibuka lebar lebar. Saat manusia mengampuni orang lain mereka menerima banyak berkah. Kata lebaran juga berarti bulan puasa telah usai dan dirayakan dengan makan ketupat.
Sementara luberan artinya melimpah yang memberi pesan untuk membagi hartanya dengan orang yang kurang betuntung melaluhi amal. Selanjutnya leburan berarti saling memaafkan semua kesalahan semoga bisa dimaafkan pada hari itu.
Karena umat manusia dituntut untuk saling memaafkan atas segala segala kesalahan dan dosa yang diperbuat sengaja maupun tidak sengaja.
Terakhir labor, dalam bahasa laburan yang artinya orang suci dan bebas dari dosa manusia. Kesimpulan makna ketupat memberi pesan untuk selalu menjaga kejujuran hati yang dapat diimplementasikan baik dalam ucapan, sikap maupun tindakan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian berbagai ungkapan positif yang disampaikan oleh Mahfud MD dalam ceramah tarawih dengan tema Titik Temu Nasionalis Islam dan Nasionalis Sekuler Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Masjid UGM.
“Tentunya setelah mencermati esensi ceramah dari Bapak Mahfud MD saya jadi teringat betapa penting fucapan bapak Proklamator Ir Soekarno dalam pidatonya yang terakir pada ulang tahun Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1996, yaitu Jangan sekali-kali meninggalkan Sejarah atau disingkat JAS MERAH,” ucap Bambang Sulistya, yang juga mantan anggota DPRD Blora
Hal itu karena dengan mempelajari sejarah kita dapat pelajaran yang berharga untuk menghadapi keadaan dan permasalahan saat ini, agar kita tidak mengulangi kesalahan di masa lalu.
“Selamat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan 1443 H. Semoga inspirasi dan motivasi dari ceramah tarawih mampu meningkatan wawasan kebangsaan dan kwalitas keimanan kita,” ucapnya. (MC Kab. Blora/Teguh/toeb)
Cegah Gangguan Kamtibmas Dibulan Puasa, Polsek Todanan Intensif Patroli Toko Emas
Selasa, 05 April 2022
Antisipasi Kejahatan Dibulan Puasa, Polres Blora Gelar Patroli Bermotor Bersenjata
Selasa, 22 Maret 2022
Jelang Puasa, Patroli Polsek Banjarejo Blora Sasar Pasar Tradisional
Sekolah Vokasi UGM Yogyakarta Siap Bantu Pembangunan Blora
Senin, 21 Maret 2022
Pastikan Ketersediaan Bahan Pangan Jelang Puasa, Bhabinkamtibmas Polsek Blora Pantau Pertokoan Dan Pusat Perbelanjaan
Jumat, 18 Maret 2022
Perhutani Tanam Pohon Untuk Hasilkan Cuan Dalam Rangka HUT Perhutani ke-61
Latest
Sate Blora Juga Disuguhkan di 'Mangkunegaran Makan-Makan' Solo
𝗕𝗟𝗢𝗥𝗔 — Kuliner khas Blora, utamanya sate ayam dan kambing ikut tampil di “Mangkunegaran Makan-Makan”, yang digelar sel...