Suara Tani - MANTINGAN. Awal tahun 2022 Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Mantingan di Bagian Kesatuan Pemanghu hutan Ngiri sudah mulai lakukan pekerjaan Tebangan kayu Jati di hutan negara. Tahun 2022 kita kejar Produksi untuk lebih cepat agar target tahun ini segera tercapai.
Asper BKPH Ngiri Edy Pramono disela menyulam tanaman jati dan Clereside, Selasa 11/01/2022 menjelaskan bahwa untuk tahun 2022 target pendapatan BKPH Ngiri itu cukup banyak. untuk tebangan B luas anya mencapai 99,61 Ha. Volumenya 620,014 m3 untuk jati, 71,778 untuk Mahoni dan 21,258 m3 untuk tanaman Johar. Sedangkan untuk tebangan E luasnya mencapai 132,10 ha dengan volume 53,929 m3.”papar Edy Pramono.
Selama cuaca kita masih bersahabat dan jalan menuju tebangan dapat dilalui dengan Truk apur, kami akan terus lakukan pekerjaan tebangan. Ini juga mumpung cuara lagi cerah tebangan kita lanjutkan. sedangkan daerah yang musim tanam mandor tanam kami arahkan untuk tetap melakukan sulaman agar target tanaman 100 % bisa terpenuhi.
Sedangkan untuk tahun 2021 target kita hanya tebangan B jati saja dari 320,992 m3 realisasinya mencapai 373,789 m3 dengan luas area 159,41 hektar. dengan prosentasenya mencapai 116% tahun ini juga kita ditarget agroforestry Jagung dari wilayagh RPH Sangrah luas garapan 31,80 hektar hasil panen 63.600 kg, untuk RPH Ngiri luas garapan 31 hektar hasil panen 62.000 kg dan untuk wilayah RPH Tlogo dengan luas garapan 18 hektar dengan hasil panen 36.000 kg.
Bila diuangkan hasinya mencapai 404.000.000 dan untuk Shering ke Perhutani sekira 40.000.000. ini dalam satu kali panen. karena rata-rata jagung itu 3-4 bulan sudah panen. bila cuaca baik dan curah hujan tinggi maka akan banyak hasil pertanian lain selain jagung. kita juga bekerjasama dengan penyulu Pertanian Kabupaten Rembang. beberapa waktu yang lalu penggarap di wilayah kami dapat bantuan bibit jagung RK 475 untuk di tanam di kawasan hutan negara.
Kami juga akan mencari terobosan lain yang sesuai dengan potensi yang ada di BKPH Ngiri kata dia, BKPH Ngiri masih menyisakan beberapa petak tanaman tahun 1930. disini masyarakatnya sekarang banyak berbisnis bidang tanaman tembakau. Sejak adanya PT Sadana masuk di Wilayah BKPH Ngiri dari segi pohon yang hilang juga mulai berkutrang. Mereka mulai alih pekerjaan menjadi petani tembakau karena lebih menguntungkan.
Sebelum era penjarahan BKPH ngiri hampir 90 % hutan tanaman peninggalan jaman Belanda masih cukup banyak. dan tebangan kala itu bisa mencapai ribuan meter kubik. sekarang tinggal ratusan kubik saja. Karena potensinya sumber daya hutan sudah turun, “ujarnya. (Sigit).
0 komentar:
Posting Komentar