Suara Tani - Agenda rutin setiap minggu pagi setelah salat subuh berjamaah dilaksanakan pengisian materi kuliah tujuh menit dengan topik pembicaraan dan nara sumber yang beragam di masjid Nurul Falah, Perumnas Kelurahan Karangjati, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora.
"Saya bersyukur pada Minggu (30/1/2022) diberikan kesempatan oleh pengurus takmir Masjid Nurul Falah untuk mengisi kegiatan tersebut," kata Bambang Sulistya, salah satu tokoh masyarakat di lingkungan setempat, Senin (31/1/2022).
Menurutnya, setiap aktivitas yang akan dilakukan selalu dilandasi dengan niat baik untuk melakukan ibadah sosial.
"Tema kultum (kuliah tujuh menit) yang saya sampaikan adalah Etika Bertetangga di masa pandemi," tuturnya.
Dijelaskannya, realita yang ada saat ini, sebagai dampak dari kemajuan teknologi dan informasi yang sangat pesat serta masa pandemi Covid-19, yang belum ada tanda kapan mau berakhir, apalagi telah muncul Virus Corona varian baru Omicron, maka yang dirasakan oleh masyarakat adalah kehidupan yang makin sulit masih diperparah oleh berbagai informasi yang bernuansa hoaks, penuh caci maki dan fitnah yang dapat menciptakan keresahan dan ketakutan di masyarakat.
"Emosi mudah bersumbu pendek dan hubungan antar personal di lingkungan masyarakat utamanya antar tetangga makin renggang apalagi yang hidup diperkotaan," kata Bambang yang juga mantan Sekda Blora.
Bahkan cenderung mengikuti tren zaman, yaitu aliran individualistis dan egoistis karena tuntutan kehidupan dan tersedianya handphone sebagai alat komunikasi yang canggih.
"Berkenaan dengan fenomena kehidupan tersebut saya jadi teringat masa lalu ketika masih masih sekolah di SD sampai dengan SMA," ujarnya.
Selalu mendengar petuah dari orang tua setiap ada dinamika kehidupan dengan tetangga yang kurang harmonis .
"Bapak dan Ibu selalu mengingatkan bahwa,Tetanggamu itu adalah Saudaramu. Demikian pula saya juga mendapat wejangan dari Eyang saya yang bernama Ronggo Karyo Sarono," terangnya.
Yang menanamkan pengertian dari ungkapan bijak pagar mangkok luwih kokoh tinimbang pagar tembok.
Pager mangkok bisa diartikan upaya memberi sedekah kepada orang lain. Sedekah ini yang akan memberi perlindungan yang kuat. Pagar mangkok juga bisa diartikan simbol hubungan keakraban, persaudaraan dan kekeluargaan dengan tetangga akan lebih kuat dibanding dengan pagar tembok yang dimaknahi individualisis dan alergi bergaul dengan tetangga.
Oleh karnanya dengan memanfaatkan kearifan lokal yang ada di Bumi Jawa secara cerdas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam menangani Covid-19 telah menetapkan kebijakan Jogo Tonggo melalui instruksi Gubernur No 1 tahun 2020.
Jogo Tonggo sesuai namanya mengedepankan partisipasi aktif warga untuk saling menjaga diri dari penularan Covid-19, jika ada yang terinfeksi, maka warga dapat saling menjaga dengan memberikan perhatian dan bantuan tetapi jangan memberi stigma negatif kepada mereka yang tertular.
Sementara Umat Islam diperintahkan untuk menjaga hubungan baik antar sesama termasuk dengan tetangga. Sebab sebagai makluk Sosial,manusia tak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.
Tetangga merupakan orang terdekat setelah keluarga yang dapat memberikan pertolongan dengan segera ketika seseorang membutuhkannya.
Namun dengan semakin sulit dan individualis saat ini banyak tetangga yang tidak saling mengenal, bermusuhan atau malah mengumbar aib ini tentu bertentangan dengan perintah Allah SWT dalam Surat An Nisa ayat 36, yang maknanya, "Dan berbuat baiklah kepada Ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang orang miskin serta tetangga yang dekat dan jauh".
Kemudian Sabda Rasulullah SAW, "Wai Abu Dzar, jika kamu memasak sayur, perbanyaklah kuahnya dan bagikan kepada tetanggamu (HR Muslim).
"Betapa baiknya ajaran Nabi Muhammad SAW namun sangat luar biasa dampaknya bagi kerukunan dan keharmonisan kita dalam bermasyarakat," kata Bambang Sulistya.
Untuk memberi sesuatu kepada tetangga tidak harus berupa bingkisan yang mahal, cukup hanya memberi sayur yang sehari-hari kita masak.
Untuk menjaga hubungan yang baik dengan tetangga Rasulullah SAW, juga memerintahkan untuk saling bertenggang rasa. "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia tidak menyakiti tetangganya," (HR Bukhari).
Disampaikan lembih lanjut oleh Bambang, Suatu saat seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW tentang seorang wanita yang dikenal rajin melaksanakan salat, puasa dan zakat tetapi sering menyakiti tetangganya dengan lisannya.
"Pantasnya dia di dalam Neraka."jawab Rasulullah SAW. (HR Ahmad).
Ditambahkannya, kalau dalam mengendalikan Covid-19 kita diminta untuk dapat melaksanakan penerapan protokol kesehatan 5M (Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, Mengurangi mobilitas) secara ketat dan disiplin.
Maka ada baiknya dalam membangkitkan pelaksanaan Etika Bertengga di masa pandemi kita amalkan Protokol Bertetangga dalam kehidupan sehari-hari dengan melaksanakan 5M.
"1-M, Memberi salam kepada tetangga pada saat bertemu, bagi umat muslim hukumnya sunah dan yang menjawab salam hukumnya wajib," ujarnya.
Saat memberikan salam agar dilakukan secara baik, sopan, disertai senyum dan ikhlas. Sesuai tutunan dalam agama Islam bagi yang memberikan salam lebih dahulu akan memperoleh imbalan yang lebih baik dari Allah SWT.
Dengan menebarkan salam akan menimbulkan rasa saling cinta dan kasih sayang melaluhi berkah dan rahmat dari Allah.
Kemudian 2-M, Menunjukkan sikap saling menghargai dan menghormati dalam kehidupan sehari-hari.
Kalau melihat tetangga senang ikut senang dan melihat tetangga sedih ikut bersimpati jangan sebaliknya melihat tetangga senang jadi sedih melihat tetangga sedih jadi gembira.
"3-M, Menghindari ngobrol atau berbincang dengan tetangga terlalu lama dan berbincang yang mengarah pada ngropi ,gibah bahkan mengarah ke fitnah," jelasnya.
Berikutnya, 4-M, Menolong tetangga yang sedang mengalami kesulitan atau sedang kena musibah.
Berikan simpati ketika ada tetangga sedang meninggal dunia untuk hadir dan ikut berduka cita.
"Sedangkan 5-M, yaitu Menjenguk tetangga yang sedang sakit tanpa melihat status sosial tetangga yang sakit dengan mendoakan semoga segera diberi kesembuhan," terangnya.
Demikian berbagai etika bertetangga yang dapat menjadi pedoman dan arah untuk melangkah dalam kehidupan di masyarakat.
Betapa Indahnya kehidupan di masa Pandemi kalau sesama umat dapat melaksanakan bertetangga dengan baik.
"Akhirnya sangat diharapkan kepada siapapun dimasa sulit seperti saat ini kita harus dapat mewujudkan hubungan dengan tetangga yang mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dan membahagiakan dalam kehidupan sehari-hari," tambahnya.
Selesai kegiatan kultum, dibagikan kalender 2022 dan bibit buah buahan jambu krista, duren kelengkeng kepada umat muslim setempat. (MC Kab.Blora/Teguh).
0 komentar:
Posting Komentar